-->
Info Menarik Dua Struktur Pembuatan Peluru Atau Mimis

Info Menarik Dua Struktur Pembuatan Peluru Atau Mimis

Info Menarik Dua Struktur Pembuatan Peluru Atau Mimis

Ketika saya memulai hobi senapan angin, timbul sebuah pertanyaan. Kenapa bentuk mimis senapan angin tidak lingkaran Seperti kelereng atau bulet panjang mirip peluru senjata api? Bahkan sebelum saya mengenal senapan angin lebih jauh terus dan membaca dan bertanya-tanya mirip itu....?

Mimis senapan angin pada umumnya dirancang dengan dua bentuk struktur yang digabungkan menjadi satu yaitu Struktur rok (skirt) di pecahan belakang dan struktur kepala (head) di pecahan depan . Dan kedua struktur ini di gabungkan menjadi suatu silinder yang lurus, dan bahkan disatukan dengan bentuk silinder bikonkaf atau pinggang (waist) untuk pemisah bentuk yg dinamakan "diabolo" atau dua bola.
Baca Juga: Cara Chek Akurasi Senapan Angin 

Kenapa seorang hebat menciptakan mimis atau peluru serumit itu? Jawabannya ada di penjelasan di bawah.
Desain Diabolo Mimis Senapan Angin.
 Kenapa bentuk mimis senapan angin tidak lingkaran Seperti kelereng atau bulet panjang mirip informasi Menarik Dua Struktur Pembuatan peluru atau mimis

Bagian rok mimis dibentuk mirip sebuah klep penahan udara. Klep ini akan terbentuk lebih baik dikala rok mimis mengembang pada laras, ketika mimis didorong masuk ke dalam loading laras dan dikala udara bertekanan memaksa dinding rok membentuk cetakan bentuk pecahan dalam laras. Klep yang terbentuk ini akan menahan udara yang berekspansi cepat (pada senapan PCP) atau udara yang menekan cepat (senapan springer) sehingga tekanan yang di alami menggerakan mimis ke arah ujung laras. Rata-rata diameter rok biasanya lebih lebar daripada diameter kepala mimis.
Bagian kepala yaitu konsentrasi massa atau berat dari sebuah mimis. Tidak mirip pecahan rok yang berongga , pecahan kepala dibentuk lebih solid. Bahkan untuk desain hidung kepala berbentuk hollow point sekalipun, konsentrasi berat mimis masih lebih condong ke arah kepala. Karena Hal ini sangat penting karena titik berat yang berada di depan akan memperlihatkan kestabilan dikala mimis melaju. Pinggang mimis dirancang sebagaimana dikala ini untuk memperlihatkan hambatan udara (aerodynamic drag). Hambatan ini akan memperlihatkan kestabilan pada dikala mimis melaju. Hal ini dinamakan fitur kestabilan mimis yang kedua. Kombinasi fitur mimis ini sendiri menciptakan desain mimis diabolo secara alamiah stabil. Bahkan pada laras yang tidak beralur (smooth bore), mimis akan terbang dengan stabil. Pinggang mimis sendiri memiliki fungsi lain yaitu untuk membatasi kecepatan. Mimis sendiri dirancang untuk meluncur di bawah kecepatan suara (di permukaan laut kecepatan suara sekitar 1096 fps). Memasuki area kecepatan suara (transonik, sekitar 900 fps) atau di atas kecepatan suara (ultrasonik), maka akan menjadikan gangguan stabilitas. Dikatakan bahwa pada area transonik, mimis akan mengalami guncangan (tumbling), di mana mimis tidak akan bergerak lurus tapi mimis hanya berputar-putar. Pinggang mimis yang menyempit sebetulnya menciptakan anutan udara turbulen di sekelilingnya dan menjadikan bantalan udara (air cushion). Untuk anutan udara laminar di sekelilingnya. Ekor dari mimis yang dibentuk dari mimis ini yang akan menjadikan hambatan aerodinamik (aerodynamic drag)  kedua yang memperlambat kecepatan mimis. Drag ini semakin dialami jikalau ekor mimis semakin panjang.
Gambaran Mimis pada Uji laras senapan Angin.

Di sini memperlihatkan anutan udara pada mimis yang tidak ditembakkan. Pada kenyataannya mimis yang ditembakkan akan memiliki deformitas tamat kontak dengan pecahan dalam laras dan cenderung akan mengalami guncangan. Sehingga karenanya pada ekor mimis akan terdapat peningkatan hambatan udara.
Bila mimis diabolo dikatakan secara alamiah stabil, mengapa kita memerlukan laras yg beralur?
Permasalahannya yaitu mimis tidak pernah benar-benar dibentuk dengan seragam. Dikatakan mimis sendiri memiliki ketidakstabilan yang disebabkan karena titik berat mimis tidak benar-benar berada di titik pusat panjangnya. Mimis dibentuk dengan cara melelehkan bahan campuran logam lalu mendinginkannya. Proses ini menjadikan timbulnya konsentrasi bahan yang tidak merata dan bahkan gelembung udara mikro pada bahan baku mimis. Belum lagi permasalahan aerodinamika tamat cacat produksi bahkan deformitas dikala mimis dimasukkan dan meluncur meninggalkan laras. Laras sendiri juga akan menjadikan gangguan aerodinamika yang menjadikan timbulnya drag/selip pada mimis. Akibatnya sehabis mimis meninggalkan laras, mimis akan berguncang tidak beraturan (wobbling/tumbling). Untuk mengatasi hal ini, pemberian gaya rotasi pada mimis akan memberi kestabilan secara statik dan dinamik.

Laras beralur pertama kali digunakan pada senjata api. Karena bentuk proyektil  yang digunakan  senjata api tidak memiliki fitur kestabilan yang secara alamiah terdapat pada mimis senapan angin, maka laras beralur akan memberi manfaat terbesar pada proyektil senjata api.
Alur (rifling) dari senapan sendiri berfungsi menciptakan putaran pada proyektil dikala melewati dan meninggalkan laras. Dikatakan bahwa efek putaran pada proyektil akan memperlihatkan kestabilan statik yang pada karenanya akan meningkatkan akurasi. Analoginya pada sebuah gasing yang berputar! Pada kecepatan tertentu putaran ini akan menjadikan gasing mampu bangun tegak dan gasing ini tidak akan jatuh selama kecepatan rotasinya cukup.
Bila bentuk simetris atau presisi , maka akan terjadi perputaran yg stabil dengan bertambahnya kecepatan. Namun jikalau tidak simetris yang dialami yaitu ketidakstabilan dikala berbutar,  Pada proyektil yang terbang meninggalkan laras fenomena ini dinamakan Preccision yang disebabkan gerakan Yawing (gerakan bergetar kekanan dan ke kiri pada sebuah benda). Pada proyektil, sudut gerakan precession yang semakin mengecil seiring dengan jarak yang ditempuh, dikatakan proyektil tersebut stabil secara dinamik.

Lihat Cara Memilih Laras Senapan Angin yg Baik Sesuai Kebutuhan Kita.
Pada intinya suatu proyektil mampu dibentuk stabil baik secara statik maupun dinamik dengan memperlihatkan kecepatan rotasi yang cukup.

Kecepatan rotasi/putaran proyektil ditentukan 

1.Twist rate (berapa jarak dalam inchi (X) untuk satu putaran, dinyatakan dengan 1:X. Misalnya 1:16, 1:20, atau 1:22) dan ditentukan juga oleh
2.Kecepatan proyektil. Sebagai contoh kasus: sebuah laras dengan twist rate 1:16 yang artinya berputar 1 kali setiap 16" (atau setiap 1.33 feet) dan mimis yang memiliki kecepatan 700 fps (feet per second) berarti kita akan menerima putaran mimis sebesar 525 putaran per detik atau 31,509 rpm (rotasi per menit). Dan jikalau kecepatan linier mimis menjadi 800 fps, maka didapatkan kecepatan rotasi mimis menjadi 36,009 rpm.
Kecepatan sebuah mimis sendiri tidak pernah tetap selama mimis itu terbang. Sesaat sehabis mimis meninggalkan laras, kecepatan mimis itu eksklusif mengalami perlambatan atau deselerasi. Tingkat perlambatan mimis ini disebut juga sebagai Ballistic coefficient  (BC). Dikatakan bahwa proyektil dengan nilai BC yang semakin besar, maka proyektil akan semakin aerodinamis. BC ini sangat ditentukan oleh desain kepala dan hidung mimis di mana profil hidung mimis yang rata (wadcutter) akan menjadikan kehilangan kecepatan yang lebih cepat. Dikatakan juga bahwa semakin kecil nilai BC maka suatu proyektil akan semakin simpel dibelokkan angin.
 Kenapa bentuk mimis senapan angin tidak lingkaran Seperti kelereng atau bulet panjang mirip informasi Menarik Dua Struktur Pembuatan peluru atau mimis

Grafik Hubungan nilai BC dengan Pergeseran Akibat Kecepatan Angin.
Dikatakan bahwa mimis dengan profil hidung wadcutter memiliki akurasi terbaik di bawah 20 meter. Sedangkan profil hidung dome mampu melampaui jarak 20 meter. Hal ini bekerjasama dengan BC dan kecepatan rotasi yang dialaminya.

Bagaimana kecepatan putaran dan pengaruhnya pada akurasi telah ada yang mengujinya. Ada data spesifik pada senapan angin yang menarik yang saya ambil dari blog milik Tom Gaylord. Pada pengujian ini beliau menggunakan senapan yang sama (Airforce Talon SS) dengan 3 laras yang berbeda twist rate-nya (1:12, 1:16 dan 1:22). Pada dua mimis yang digunakan, semuanya memperlihatkan demam isu peningkatan akurasi dengan kecepatan rotasi yang meningkat.
 Kenapa bentuk mimis senapan angin tidak lingkaran Seperti kelereng atau bulet panjang mirip informasi Menarik Dua Struktur Pembuatan peluru atau mimis

Pengaruh Twist Rate terhadap Kecepatan. Semakin cepat putaran mimis (ditunjukkan dengan semakin kecil twist rate) menjadikan kecepatan linier sebuah mimis semakin kecil. Pengaruh Twist Rate terhadap Akurasi Mimis. Semakin cepat putaran mimis pada tingkat tertentuakan meningkatkan akurasi sebuah mimis terutama pada jarak yang jauh.

Kesimpulan:
Mimis senapan angin mampu dikatakan secara alamiah stabil karena desain yang berbentuk diabolo.
Pemberian gaya rotasi pada mimis mampu membantu kestabilannya terutama yang berkaitan tamat gangguan aerodinamis yang dialami mimis dan pada jarak tembak yang jauh.
Kecepatan rotasi dipengaruhi oleh twist rate laras dan kecepatan mimis.

Ternyata tidak Terasa sudah banyak yg saya tuliskan di atas... Semoga ukiran pena ini mampu memberi manfaat bagi pengguna senapan angin yg baru memulai untuk belajar. Terimakasih 

Sumber https://bediller.blogspot.com
This Is The Oldest Page
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Advertiser