-->
Komunitas Bedil Indonesia Mengulas Tentang Sejarah Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran Dan Berburu Seluruh Indonesia)

Komunitas Bedil Indonesia Mengulas Tentang Sejarah Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran Dan Berburu Seluruh Indonesia)

Komunitas Bedil Indonesia Mengulas Tentang Sejarah Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran Dan Berburu Seluruh Indonesia)


Selamat tiba kembali di Blog saya , buat kawan-kawan yg Belum mengetahui sejarah berdirinya PERBAKIN disini Bediler koplak akan kembali mengulas wacana sedikit sejarah berdirinya Perbakin.
Selamat tiba kembali di Blog saya  Komunitas Bedil Indonesia Mengulas Tentang Sejarah PERBAKIN (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia)
Kita mulai dari kata tembakan atau menembak, Secara harfiah kata menembak berarti dua hal :
  • Melepaskan peluru dari senjata api 
  • Mengarahkan sesuatu kepada sesuatu
Dari kedua kata atas maka akan secara tidak eksklusif akan muncul 3 hal penting dari konsep menembak :
  1. Kebendaan, ialah alat untuk menembak.
  2. Manusia yang merupakan subjek dari pemakaian alat.
  3. Sasaran sebagai kegiatan objek dari menembak melalui senapan ataupun pistol.
Dari ketiga pengertian konsep itulah maka sanggup dilihat bahwa menembak merupakan kerja wangsit dan indera yang terhimpun dalam suatu waktu, suatu tempat, dan suatu reaksi yang semua terakumulasi dalam kerja menembak.



Bila dibanding dengan olahraga lain menembak terutama tembak sasaran merupakan satu kerja yang berkesinambungan antara aksi dengan reaksi. Dalam menembak,setiap petembak harus memiliki ketenangan, ketahanan, dan pengontrolan diri yang ditopang dengan fisik yang baik dengan keseimbangan besar yang terkontrol dan aktif.



Aktivitas, Ide, dan himpunan dari waktu, tempat, dan reaksi merupakan suatu bentuk dan syarat untuk dimulainya bekerjanya organ badan secara harfiah untuk melakukan gerakan atau aktivitas, karena itu menembak merupakan cabang olahraga yang harus berhasil mengakumulasi ide, waktu, daerah dan reaksi untuk berprestasi. Sebagai suatu cabang dari olahraga yang juga merupakan kegiatan budaya, maka menembak merupakan suatu kegiatan badan yang lahir dan besar dalam suatu konteks tertentu.

Di Indonesia, olahraga menembak diawali dengan terbentuknya ” NICG ” atau abreviasi dari Perkumpulan berburu dengan menggunakan senjata api. Kemunculan NICG pada paruh pertama masa 20 dari segi politik dan ekonomi ada dua hal,yakni seni manajemen politik kolonial dan seni manajemen pendekatan keamanan kepada masyarakat. Kebijakan ini kenyataannya memperlihatkan kesempatan besar pada perusahaan ajaib untuk menyewa lahan pertanian. Situasi inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa NICG harus ada?, dikala itulah mereka orang eropa yang ada di tanah air menjadikan lahan pertanian yang mereka sewa sebagai lahan berburu, kegemaran berburu ini juga memiliki andil besar dalam rangka lahirnya olahraga menembak.

PON I Solo tahun 1948, memang tidak menyertakan cabang menembak untuk dipertandingkan meski dikala itu Persatuan Buru sebagai wadah para hobbies telah dibentuk. Mudah dipahami, karena menembak pada waktu itu dikonotasikan sebagai kegiatan kerja politik bukan kegiatan olahraga. Baru pada tahun 1950, menembak masuk kedalam cabang olahraga, dikala itu Didi Kartasasmita, Oisaid Suryanatanegara,dan kawan-kawan membentuk Perhimpunan Olahraga Perburuan Indonesia (PORPI) yang dimaksud sebagai hobby dan olahraga, singkatnya olahraga menembak ini cepat mendapatkan daerah dihati masyarakat tetapi menembak sasaran belum faktual langkahnya.
Angin segar tampaknya menerpa para hobies yang tak jauh dari kesehariannya,tiga perwira angkatan darat mengadakan pendekatan kepada PORPI untuk memecahkan masalah. Ketiga perwira itu yakni Mayjen Sungkono, panglima divisi brawijaya. Kolonel Soedirgo, komandan CPM seluruh Indonesia, dan Kol. Purnomo, Staff CPM.

Tanggal 25 Mei 1960, mengadakan pertemuan dan alhasil yakni pernyataan bahwa perlu dibuat organisasi menembak dan berburu yang gres untuk menggantikan PORPI. Hasil ini disampaikan ke Kementerian Olahraga bahkan dikala itu pula, Kementerian Olahraga sedang mengadakan pemantauan pada Olimpiade Roma 1960 wacana apa dan bagaimana aturan resmi olahraga menembak. Maka dalam waktu singkat, tepatnya 17 Juli 1960 resmi didirikan Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia disingkat PERBAKIN yang peresmiannya dilakukan di Jawa Timur.

Dengan terbentuknya perbakin maka ada tugas-tugas yang harus dijalankan perkumpulan ini antara lain membimbing, mengkoordinir, dan mengawasi perkumpulan-perkumpulan serta organisasi bidang menembak di seluruh Indonesia Dan merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan olahraga menembak. Tugas lain yakni menyebarluaskan tata cara secara teratur sesuai ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan dari sinilah terlihat bahwa PERBAKIN bukan sekedar wadah perhimpunan olahraga menembak namun juga sebagai wadah pengontrol para pemilik senjata api secara organisasi. Setelah itu setahun kemudian perbakin masuk wadah olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Mayjen Sungkono dipilih sebagai Ketua Umum PB-Perbakin yang pertama yang didampingi Abubakar Lubis, Soetrisno, Ir. Kunto Adji, Soedirgo, Sujanuji, Purnomo, dan Alibasa Saleh.

Langkah faktual yang semakin maju yakni dengan mengikutsertakan cabang olahraga menembak pada Asian Games 1962. Event ini menyertakan Lely Sampoerno, Ny.Sugondo, dan Cokro Kamary, Ergy Ismail, Lessy, Kisono. Meski mereka latihan seadanya dengan pelatih Niluen Stevanovic dalam waktu 6 bulan ada prestasi yang membanggakan karena Lely Sampoerno berhasil meraih medali perak untuk Free Pistol.

Ada dua masa kepengurusan yang menjadi masa konsolidasi bagi PB Perbakin yakni kepengurusan Mayjen Sungkono tahun 1961 – 1967 dan kepengurusan Rusmi Nuryatin 1967-1969. Masa ini juga menjadi masa peletak jadwal bagi PB Perbakin. Hasil pembinaan prestasi tahun awal bangkit hingga periode kedua inilah yang menjadi jalan keberhasilan dikala kepengurusan Suwoto Suhendar dari tahun 1969 –1977 Perbakin terus berupaya maju dan tahun 1973 Ny. Lely Sampoerno pada PON VII di Jakarta, berhasil memecahkan Air Pistol yang khusus diikuti pria. Nilai 372 yang sekaligus memecahkan rekor merupakan prestasi bagi atlet putri yang mengalahkan atlet pria.

Ada yang sangat menarik dari cabang menembak yakni dilema yang dari periode ke periode tetap sama dan solusi yang kerap pula identik dari periode ke periode tetapi lucunya itu-itu saja yang dilakukan mengapa begitu? Mantan Ketua Umum PB-Perbakin Edi Sudrajat pada wacana yang ditulis Menebar Program Menuai Prestasi memberikan bahwa ada faktor stagnasi dalam menyimpulkan jalan terbaik,apakah yang sanggup dilakukan ?

Sebagai cabang olahraga yang notabenenya berada disatu induk ke organisasian ialah KONI, cabang olahraga menembak selalu saja menghadapi permasalahan umum yang sama dari mulai kesulitan mendapatkan bapak angkat, dana pembinaan rutin, pembinaan atlet yang sering tidak beraturan, hingga kesulitan melakukan evaluasi hasil pertandingan karena memang yang mengikuti pun hanya itu-itu saja. Bahkan atletnya pun juga hanya itu-itu saja, bagaikan reuni jikalau hadir dalam event-event tertentu. Atlet yang puluhan tahun masih bercokol disini dan tak banyak wajah gres yang tampil dengan prestasi membanggakan. Inilah kesulitan dan permasalahan umum dalam wilayah keolahragaan di Indonesia. Perbakin sebagai induk organisasi olahraga menembak di Indonesia yang sejak keberadaannya tahun 1960 bergotong-royong telah menetapkan beberapa visi, program, dan solusi strategi yang selalu saja menitikberatkan pada upaya menjadikan olahraga menembak itu sebagai olahraga yang tidak sekedar eksklusif namun sanggup bersifat massal dan terorganisir. Sangat sulit berkembang jikalau Perbakin menjadi olahraga untuk golongan atau masyarakat tertentu. Untuk itu sulit maju karena yakni hanya dengan keterbukaan dan kebersamaan Perbakin akan menjadi cabang olahraga yang dikenal dan digemari masyarakat sehingga banyak atlet yang muncul dari rasa senang. Memang tidak selayaknya olahraga ini menjadi tampak menakutkan. Apalagi, jikalau pengurus yang bercokol sulit untuk berkomunikasi, alhasil past jauh dari prestasi.

Memang banyak yang telah dilakukan ibarat upaya pemantapan jadwal kerja jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, kemudian peraturan dan revisi anggaran rumah tangga belum lagi setumpuk keputusan yang dikeluarkan. Semua menggambarkan betapa dinamisnya upaya untuk mengangkat cabang menembak sebagai olahraga yang dikenal dan simpel di masyarakat langkah ini telah lama dilakukan tetapi kendala lain selalu tiba dikala konsep yang telah matang dijalankan, terputus oleh karya gres oleh pengurus baru, walaupun niatnya sama untuk meningkatkan prestasi.

Mungkin ada metode terbaik yang menjadi solusi dari rumitnya situasi. Ini semua sanggup dilakukan jikalau proteksi mengalir dari semua pihak termasuk para birokrat namun bagaimana sanggup dilakukan pendekatan jikalau prestasi masih terbatas dan tidak sanggup menyita perhatian masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu sinergi keorganisasian yang sifatnya tidak saling mengandalkan. Pengurus Besar memang bukan struktur organisasi birokrasi yang menetapkan dan mengawasi jadwal kerja tetapi PB yakni komponen terakhir yang mendapatkan limpahan hasil kualitas yang dilakukan cabang, klub, pengurus daerah dalam mendapatkan bibit atlet unggulan.

Orientasi yang terjadi dan ideal yakni dari bawah keatas dengan asumsi menyediakan sistem pelatih yang menyiapkan atlet-atlet untuk melakukan kegiatan prestasi. Mekanisme kerja ini tentu merupakan mekanisme ideal untuk tidak lagi berkutat pada dilema dana dan cara melakukan pembinaan, dan lain-lain.

Itulah sedikit ulasan bediler koplak dalam merangkum sejarah berdirinya Perbakin. Mohon koreksinya jikalau ada kesalahan dalam penulisan atau penyebutan nama. Bediler koplak hanyalah seorang Manusia biasa yg tak luput dari ke kilafan dan kesalahan biar tabrakan pena ini Bermanfaat dan sanggup di jadikan sejarah di masa mendatang. Terimakasih

Sumber https://bediller.blogspot.com
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Advertiser